“Stunting bukanlah masalah sepele. Ini adalah investasi kita untuk masa depan anak-anak Desa Biniha selatan,” ujarnya.
Melalui rembuk stunting ini, kita akan bersama-sama merumuskan program-program yang efektif, yang nantinya akan kita masukan dalam RKPDes 2026.”
Rembuk stunting kali ini berfokus pada identifikasi masalah, penyusunan rencana aksi, dan penetapan prioritas program. KPM desa memaparkan data terkini terkait kasus stunting dan gizi buruk di desa, yang kemudian menjadi dasar diskusi. Dari data tersebut, peserta rembuk stunting mengusulkan beberapa program konkret, di antaranya penyuluhan gizi bagi ibu hamil dan menyusui, pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita, serta optimalisasi posyandu dan sanitasi lingkungan.
Sementara itu, tim kesehatan dari PKM Duminanga juga memaparkan bahwa angka stunting tahun ini telah menurun, tahun sebelumnya diangka 2 orang balita saat ini tinggal menjadi 1 orang balita, sedangkan jumlah yang terdampak kurang gizi berada diangka 4 orang balita, olehnya lewat pemaparan tersebut Ia kemudian mengatakan siap mendampingi pemerintah desa dalam mengimplementasikan program-program tersebut.
Dengan adanya rembuk stunting ini,Pemerintah Desa Binsel menunjukkan komitmen kuatnya untuk menciptakan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan bebas dari stunting. Diharapkan, hasil dari rembuk stunting ini dapat menjadi panduan yang solid dalam penyusunan RKPDes 2026, sehingga seluruh alokasi dana desa dapat digunakan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat.***