Dengan atmosfer tipis yang 95% terdiri dari karbon dioksida dan suhu ekstrem hingga -60°C, tinggal di Mars jelas bukan hal mudah. Ditambah lagi, badai debu bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Namun semua tantangan ini justru menjadi semangat hidup Alyssa.
“Saya tahu ini jalan hidup saya. Saya ingin membantu menjadikan Mars sebagai rumah baru bagi umat manusia dan menginspirasi generasi muda untuk berani bermimpi besar,”
— Alyssa Carson dalam sebuah wawancara.
Teknologi mutakhir sedang dikembangkan untuk mendukung misi ini, seperti penggunaan printer 3D untuk membangun tempat tinggal dari tanah Mars, serta sistem pertanian mandiri untuk menciptakan kemandirian pangan di lingkungan ekstrim.
Meski banyak yang menganggap keputusannya nekat dan tak masuk akal, Alyssa tetap teguh. Ia rela meninggalkan keluarga, sahabat, dan semua hal yang ia kenal di Bumi demi mengejar mimpi besar ini.
Jika misi ini berhasil, Alyssa Carson tak hanya akan tercatat dalam sejarah sebagai manusia pertama yang tinggal di Mars, tetapi juga sebagai pionir keberanian, harapan, dan semangat generasi baru untuk menjelajahi semesta.(*)