Para mahasiswa pun ikut terkesan dengan penghasilan yang didapat dari petani karena tanaman yang baru berusia 2 sampai 4 tahun sudah sangat memuaskan dengan hasil yang yang diraih, apalagi harga jual yang tergolong tinggi, sehingga penghasilan petani mengalami peningkatan signifikan.
Hal ini tentu tidak lepas dari peran dan bimbingan PT JRBM yang langsung di pendampingan oleh Prof Cacao Roni Kobandaha yang merupakan kordinator tim sekaligus konsultan kakao PT JRBM, bagi petani yang ada di lingkar tambang.
Bahkan sampai saat ini jumlah kelompok tani binaan PT JRBM yang ada di desa lingkar tambang sudah mencapai 23 kelompok atau berkisar 230 anggota.
Ini juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak salah satunya dari mahasiswa Tri Sakti karena selain usaha petani Cacao lingkar tambang kian berkembang, bahkan penanaman kakao ini juga sudah menular ke petani lain yang ada di Bolaang Mongondow bersatu bahkan perani yang ada diluar daerah Sulut.
Roni Kobandaha selaku penyuluh juga instrukur tanaman kakao tak putus-putus terus melakukan pendampingan kepada petani mulai penanaman, perawatan sampai pemetikan.
Bahkan saat ini sebagian besar petani banyak yang berhasil dengan tanaman kakao, seperti pengakuan salah satu ketua kelompok tani perintis Desa Bakan Hipi Mokodompit. Menurutnya, panen kakao bulan Mei 2024 lalu yang jumlah tanaman sebanyak 1500 pohon umur tanaman memasuki 4 tahun sudah menghasilkan panen sebanyak 1.200 kg.
Petani lain yang memiliki tanaman kakao berkisar 800 sampai 1000 pohon berpenghasilan minimal rata-rata Rp10 juta sampai Rp13 juta per bulan
Untuk itu Prof Roni kobandaha mengajak kepada semua petani yang memiliki lahan tidur untuk memanfaatkan tanaman kakao. Sesuai dengan moto yakni mengkakaokan Bolmong dan membolmongkan kakao.***