Saya Pilih Om Kundeng

Ilustrasi Om Kundeng. (RT/Oji)

[Oleh: Fauzi Permata]

Jika saat ini Anda lebih sering menghabiskan waktu berselancar di Facebook, mungkin Anda sudah tak asing dengan pria bernama Om Kundeng.

TUBUH tinggi besar dan gaya bicara acak tanpa naskah, Om Kundeng adalah selebriti dadakan yang mampu mengisi waktu luang kita dengan tawa.  Nama aslinya Adog Mokodongan, asal Desa Lobong, Kecamatan Passi Barat, Bolmong, tapi siapa peduli latar belakangnya?  Yang penting, dia lucu!

Tapi kelucuan Om Kundeng bukan lucu murahan yang direncanakan. Tidak ada skenario atau dialog yang dihafal. Om Kundeng adalah bentuk murni dari hiburan rakyat, dengan campuran tak karuan bahasa daerah Bolaang Mongondow, Melayu Manado, dan bahasa Indonesia jauh dari kata baku.

Terkadang, bahkan menyebutkan nama makanan atau barang saja bisa menjadi momen tawa tersendiri. Ada yang bilang, “Apa sih yang bikin lucu?” Jawabannya jelas: kejujurannya.

Berbeda dengan para calon kepala daerah yang kini sibuk ‘berlomba’ untuk tampil paling cocok memimpin, Om Kundeng tidak berusaha menjadi siapa pun selain dirinya sendiri.

Para calon sibuk berebut podium hingga ke pelosok kampung, sibuk saling salip bahkan tak jarang melibatkan ‘silat’ uang receh hingga dolar Amerika agar terlihat lebih manis di mata rakyat yang dikira mata duitan, kemudian menang Pilkada. Om Kundeng, cukup berdiri di depan kamera ponsel, tersenyum, dan membiarkan lidahnya tergelincir dalam ketidakjelasan artikulasi.

Mikdal, duka, sususari dan masih banyak lagi semburan kalimat yang tanpa sengaja salah. Tak perlu dikoreksi karena hanya Om Kundeng dan Tuhan saja yang tahu.  Kita, mari tertawa bersama.

Nah, lalu, bicara soal calon kepala daerah, setelah mereka mendaftarkan diri di KPU pada akhir Agustus lalu, kita mulai menyaksikan serangkaian aksi yang, jujur saja, lebih mengundang tawa dibandingkan pujian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *