Saya Pilih Om Kundeng

Ilustrasi Om Kundeng. (RT/Oji)

Seperti pelakon yang baru pertama kali memegang naskah, banyak dari mereka mencoba memainkan peran yang sama sekali tak cocok dengan karakter asli.

Ada yang biasanya kaku, tiba-tiba jadi ramah dan murah senyum. Ada pula yang cenderung diam, mungkin tengah menghitung langkah untuk serangan balik. Tapi apa pun strategi mereka, jika tak hati-hati, hasil akhirnya hanya akan terasa seperti lawakan yang dipaksakan, yang sayangnya, tak pernah benar-benar lucu.

Om Kundeng di sisi lain, tidak pernah pura-pura. Kelucuannya adalah hasil dari gestur alami, reaksi spontan terhadap situasi, dan kesederhanaan yang menyegarkan.

Jika kita bisa memilih pemimpin berdasarkan ketulusan dan kemampuan menghibur di tengah krisis kewarasan yang semakin nyata, Om Kundeng sudah pasti juaranya.

Bagaimana tidak? Di saat calon lain menguras tabungan untuk baliho, iklan dan ‘sinterklas’ dadakan, Om Kundeng hanya perlu menyebutkan salah nama makanan, dan kita langsung terpingkal-pingkal.

Andai saja pilkada dinilai dari kejujuran dan kelucuan alami, saya yakin Om Kundeng sudah pantas dikenakan setelan jas putih dengan pin Garuda di dadanya.

Karena di tengah hiruk-pikuk calon yang terlalu serius menjalani peran yang bahkan mereka sendiri tak yakin, Om Kundeng hadir dengan tawanya yang menenangkan.

Dalam krisis ini, krisis kepercayaan, krisis kewarasan, rakyat hanya butuh satu hal: pemimpin yang jujur dan menghibur. Dan siapa yang lebih cocok mengisi peran itu? Saya pilih Om Kundeng!***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *