Ia juga menjelaskan bahwa program ‘Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting’ bertujuan untuk menjembatani orang tua asuh dengan satu juta keluarga yang berisiko mengalami stunting.
Sasaran utama program ini mencakup ibu hamil, ibu menyusui, serta anak di bawah lima tahun dalam fase 1.000 hari pertama kehidupan.
Lebih lanjut, Wahyuniati menegaskan bahwa pencegahan stunting tidak hanya bergantung pada pemenuhan gizi, tetapi juga pada ketersediaan fasilitas dasar seperti air bersih, sanitasi yang layak, serta lingkungan tempat tinggal yang sehat.
“Faktor-faktor seperti akses air bersih, sanitasi yang baik, serta hunian yang layak sangat mempengaruhi upaya pencegahan stunting,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar pemahaman mengenai stunting semakin meningkat.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa diagnosis stunting harus dilakukan oleh tenaga medis profesional dan tidak bisa hanya berdasarkan pengamatan fisik semata.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan kantor perwakilan BKKBN di Sulawesi Utara untuk memastikan implementasi program ini berjalan optimal. Bolsel telah menunjukkan kemajuan dalam pencegahan stunting, namun masih diperlukan sosialisasi lebih luas agar target yang diharapkan dapat tercapai,” tambahnya.
Sebagai penutup, Wahyuniati berharap kunjungan ini dapat memberikan dampak positif bagi upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di Kabupaten Bolsel.
“Semoga langkah ini semakin memperkuat sinergi dan membawa hasil yang signifikan dalam menurunkan angka stunting di Bolsel,” pungkasnya.***