Oleh: Fauzi Permata
Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, para calon dan tim suksesnya bak pahlawan super yang siap menyelamatkan kota. Tapi hati-hati, terlalu percaya diri dalam dunia politik itu seperti mempersiapkan pesta besar tanpa menyadari kalau gas sudah habis.
AYO kita bongkar kenapa terlalu percaya diri dalam politik bisa menjadi bumerang yang menghantam kesehatan psikologi dengan penuh sarkasme dan tawa.
Panggung Politik: Tempatnya Para Gladiator Sok Kuat
Di panggung politik, terlalu percaya diri itu seperti gladiator yang merasa cukup dengan perisai dari kardus bekas. Mereka merasa siap menghadapi segala macam serangan, mulai dari kritikan pedas hingga hoax yang berseliweran lebih cepat dari gosip tetangga. Tapi ingat, satu tusukan dari lawan yang lebih pintar bisa membuat mereka terkapar. Dan apa hasilnya? Stres tingkat dewa!
Klaim Sebagai Bumerang
Para calon yang terlalu percaya diri sering kali melontarkan klaim bak menyuguh ice coffe di siang bolong. “Sayalah yang terkuat, berotot besi, bertulang baja! Atau “Akan ku gapai rembulan, kubawakan kalian bintang-bintang!”
Padahal, realitas politik lebih rumit dari mencoba menyatukan kubu netizen yang beda pendapat. Ketika klaim tidak terwujud, rasa kecewa tidak hanya datang dari pendukung, tapi juga menghantam balik mental sang calon.
Pertarungan di Medan Sosial Media