Ah, sosial media. Tempat di mana setiap kata bisa menjadi senjata dan setiap postingan bisa menjadi perang. Para calon yang terlalu percaya diri sering kali merasa semua orang di dunia maya mendukung mereka.
Mereka lupa bahwa di balik layar, ada ribuan netizen yang siap mencabik-cabik setiap kesalahan kecil dengan komentar sarkastis dan meme-meme lucu. Ini adalah resep pasti untuk gangguan tidur dan rasa cemas yang tak kunjung hilang.
Kampanye Tanpa Batas, Stress Tanpa Henti
Kampanye yang penuh semangat memang mengagumkan, tapi terlalu percaya diri bisa membuat para calon lupa beristirahat. Berkeliling kota seperti selebriti yang dikejar-kejar paparazzi, menghadiri setiap undangan, berpidato di setiap sudut, dan meladeni setiap debat. Akibatnya? Tubuh dan pikiran mereka kelelahan, dan rasa stres melanda seperti tsunami yang tak terbendung.
Jalan Menuju Kesadaran
Jadi, bagaimana para calon bisa menghindari perangkap terlalu percaya diri ini? Pertama, kenali batas diri. Ingatlah bahwa kesehatan mental dan fisik jauh lebih penting daripada mengejar kemenangan dengan segala cara.
Kedua, realistislah dalam mengklaim sesuatu. Jangan buat klaim yang bahkan Doraemon pun tidak bisa wujudkan dengan modal kantong ajaib atau bahkan kantong-kantong orang lain.
Terakhir, kelola ekspektasi diri dan orang lain. Ingatlah bahwa perjalanan politik adalah maraton, bukan sprint.
Mari kita berharap para calon politisi kita lebih bijak dan sadar akan bahaya terlalu percaya diri ini. Dengan begitu, mereka bisa menjalani kampanye dengan lebih sehat dan waras, dan siapa tahu, mungkin kita akan melihat pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan positif tanpa harus mengorbankan kesehatan psikologis mereka sendiri.
Sebab, di akhir hari, kita semua hanyalah manusia biasa, bukan tokoh fiksi BATMAN yang bisa segala-galanya. Kerja tenang, santai dan jika berhasil, nikmatilah setiap getarannya. Jika kalah, jangan pernah sungkan menyalami yang menang.***