Kepemimpinan Muhammadiyah Manado bukan sekadar jabatan, melainkan amanah suci yang menuntut pengabdian tulus dan akhlak karimah.
Oleh: Taufiq T. Permata, SE (Sekretaris PDM Manado)
Dalam konteks yang dinamis dan penuh tantangan, pemimpin Muhammadiyah dituntut untuk menjadi teladan bagi seluruh anggota, membawa organisasi menuju kejayaan sembari menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
“Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bentuk Kepemimpinan Akhlak:
Kepemimpinan Muhammadiyah Manado haruslah kepemimpinan yang berlandaskan akhlakul karimah.
Seorang pemimpin Muhammadiyah tidak hanya cerdas dan cakap, tetapi juga memiliki hati yang bersih, jujur, dan amanah.
Ia adalah sosok yang mampu menginspirasi, menyatukan, dan menggerakkan seluruh potensi umat untuk kebaikan.
Komunikasi yang Efektif:
Komunikasi yang baik adalah kunci keberhasilan dalam setiap organisasi.
Seorang pemimpin Muhammadiyah harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan sesama pengurus dan seluruh anggota, baik secara vertikal maupun horizontal.
Komunikasi yang terbuka, jujur, dan saling menghargai akan menciptakan suasana yang kondusif bagi tumbuhnya semangat kebersamaan.
Semangat Kebersamaan:
Semangat kebersamaan adalah kekuatan dahsyat yang mampu mengatasi segala rintangan.
Dalam Muhammadiyah, semangat kebersamaan harus terus dipupuk dan dipelihara.
Dengan semangat kebersamaan, kita akan mampu mewujudkan cita-cita bersama, yaitu membangun masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan nilai-nilai Islam.
Teladan KH Ahmad Dahlan:
KH Ahmad Dahlan adalah sosok pemimpin yang patut kita teladani.
Beliau adalah seorang ulama yang cerdas, visioner, dan memiliki semangat juang yang tinggi.
Beliau mampu menyatukan umat Islam untuk berjuang melawan kolonialisme dan membangun peradaban Islam yang modern dengan keselamatan dan akhlak.
Meniadakan Arogansi dan Premanisme:
Kejadian penyerangan terhadap guru SMA Muhammadiyah Tsabit Djamil yang juga Pimpinan Daerah Muhammadiyah Manado pekan sebelumnya adalah contoh nyata dari tindakan yang tidak bisa ditolerir dalam Ber-Muhammadiyah.
Arogansi dan premanisme tidak memiliki tempat dalam organisasi Muhammadiyah. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunan, toleransi, dan saling menghormati.