[ Oleh: Fauzi Permata ]
Lagi tren soal ‘Khodam’. Di mana-mana orang membahas istilah ini. Tak ketinggalan, para calon kontestan Pilkada 2024 ikut terseret.
Khodam. Jika ada yang masih bingung apa itu, bayangkan saja seorang asisten pribadi yang setia, tetapi tidak tampak oleh mata telanjang. Dalam bahasa Indonesia, ‘khodam’ bisa diterjemahkan sebagai ‘pendamping gaib’ yang siap sedia membantu pemilik atau tuannya.
Mereka ini semacam sahabat imajiner yang bisa melakukan hal-hal keren sebagai bodyguard penjaga diri, pengawal rumah, penglaris usaha dan ‘makcomblang’ dalam urusan cinta.
Jadi, jika melihat ada orang yang tiba-tiba jadi populer, kaya dan jaya tanpa alasan jelas, maka selain korupsi atau menang permainan slot, judi online, mungkin dia punya khodam yang hebat. Mungkin!
Istilah khodam ini bukanlah barang baru. Sejak zaman dahulu kala, sebelum internet merajai dunia dan ponsel pintar menjadi perpanjangan tangan manusia, istilah khodam sudah beredar di kalangan masyarakat kita.
Sejarah pasti kapan istilah ini muncul agak sulit dilacak, tapi yang jelas, sejak nenek moyang kita masih makan pakai daun, khodam sudah ada dalam cerita rakyat.
Siapa sih yang masih menggunakan dan mempercayai khodam ini? Biasanya, mereka yang percaya adalah para penganut mistis dan spiritual, orang-orang yang merasa bahwa dunia ini terlalu membosankan kalau hanya berurusan dengan hal-hal nyata.
Tidak hanya di Indonesia, bahkan di berbagai belahan dunia lainnya, konsep pendamping gaib ini juga ada, meski dengan nama berbeda.
Nah, sekarang, mari kita bawa khodam ini ke ranah modern yang juga lagi panas-panasnya: politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024!
Bayangkan, para calon kepala daerah yang sedang bersiap maju di Pilkada 2024, mulai dikait-kaitkan dengan kepemilikan khodam.